APAKAH BENJOLAN PADA TIROID HARUS DIOPERASI ?

Tiroid atau kelenjar gondok terletak pada leher bagian depan sehingga bila timbul benjolan akan mudah terlihat pada saat mengaca atau oleh orang lain saat berhadapan, terutama kalau benjolannya cukup besar. Setiap orang memiliki risiko 40 persen sepanjang hidupnya untuk mengalami benjolan pada tiroid, akan tetapi tidak semua menyadari adanya benjolan tersebut.

Benjolan pada tiroid bisa disebabkan karena pertumbuhan tumor, baik jinak maupun ganas, yang dikenal sebagai kanker tiroid. Proses keradangan atau infeksi, kekurangan yodium serta proses autoimun  juga bisa  menyebabkan pembesaran tiroid.

 

Tumor jinak tiroid bisa membesar dan menyebabkan pendesakan ke sekitarnya sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama bila menelan. Sedangkan tumor ganas atau kanker tiroid, selain membesar dan mendesak struktur sekitarnya, memiliki kemampuan menyusup (infiltrasi) dan penyebaran (metastasis) ke kelenjar getah bening leher, paru-paru, tulang serta otak.

Tiroiditis atau peradangan pada tiroid biasanya berupa pembesaran menyeluruh kelenjar tiroid disertai rasa nyeri pada leher terutama saat menelan, rasa tercekik serta panas badan. Tiroiditis bisa bersifat akut, yang berlangsung beberapa hari atau kronis yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, bahkan tahun.

Pembesaran tiroid akibat kekurangan yodium tidak selalu berhubungan dengan kekurangan diit yodium akan tetapi bisa juga terjadi karena gangguan penyerapan dan pengolahan yodium untuk memproduksi hormon tiroxin, suatu hormon yang sangat diperlukan untuk aktifitas tubuh. Sehingga selain tiroidnya membesar, tubuh juga kekurangan  hormon tiroxin.

Morbus basedow atau sering disebut juga gondok beracun adalah pembesaran tiroid yang disertai dengan produksi hormone tiroxin berlebihan. Penyakit ini cukup dramatis karena penderita mengalami percepatan denyut jantung sehingga terasa berdebar debar, cepat capek, sulit tidur, berat badan menurun drastis serta kadang disertai mata yang seakan mau keluar.

Benjolan pada tiroid ada yang memerlukan pembedahan atau operasi, ada yang sembuh dengan obat, bahkan ada yang hanya perlu observasi saja, tergantung pada penyebab yang mendasari dan kondisi klinis penderita.

Operasi perlu dilakukan bila ada kemungkinan keganasan pada kelenjar tiroid atas dasar pemeriksaan klinis, imaging (misalnya USG) atau bila perlu biopsy dengan jarum. Adanya penekanan pada organ sekitar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman juga merupakan indikasi untuk dilakukan pembedahan.

Morbus basedow atau gondok beracun memerlukan pembedahan bila kadar hormone tiroxin sangat tinggi, disertai tiroid yang besar, mata yang menonjol atau kambuh setelah pengobatan adekuat dengan obat anti tiroid. Pembedahan dilakukan setelah hipertiroid terkendali dengan pemberian obat anti tiroid dan dengan persiapan yang matang.

Benjolan pada tiroid yang kurang baik secara kosmetik atau menimbulkan kekhawatiran berlebihan pada penderita juga menjadi pertimbangan untuk dilakukan operasi. Saat ini berkembang operasi tiroid secara endoscopic untuk menghindari bekas sayatan di leher yang kurang menyenangkan karena bisa dilakukan dengan sayatan kecil di ketiak.

Pada umumnya tiroiditis atau peradangan pada tiroid tidak memerlukan pembedahan, kecuali kalau disertai pembentukan rongga berisi nanah di dalamnya atau menimbulkan penekanan pada saluran nafas dan saluran makanan.

Benjolan kecil tanpa penekanan dan tanda keganasan pada umumnya tidak memerlukan tindakan apa-apa. Cukup dengan pemerikasaan berkala untuk memonitor perkembangannya.

Jadi, tidak semua benjolan pada tiroid harus dioperasi. Penting untuk memastikan apakah benjolan yang ada berbahaya atau tidak, memerlukan tindakan khusus atau tidak. Lebih dini tahu dan ditangani dengan benar akan memberikan hasil lebih baik.

Dwi Hari Susilo